Langsung ke konten utama


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Istilah organik seolah-olah berhubungan dengan kata organisme atau jasad hidup.Organik merupakan zat yang berasal dari makluk hidup (hewan/tumbuhan-tumbuhan)seperti minyak dan batu bara. Pada dasarnya kimia organik melibatkan zat-zat yang diperolehdari jasad hidup.

Pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18, para ahli kimia melakukan ekstraksi,pemurnian dan analisis zat-zat dari hewan dan tumbuhan. Motivasi dari para ahli ialah karenakeingintahuan tentang jazat hidup dan disamping itu juga untuk memeroleh bahan-bahanuntuk obat-obatan, pewarna dan maksud-maksud lain dengan melakukan ekstraksi danpemurnian-pemurnian lain.Lama-kelamaan menjadi jelas bahwa kebanyakan senyawa yang ada pada hewan dantumbuhan terdapat banyak segi yang berbeda dengan benda mati, seperti mineral. Padaumumnya, senyawa dalam jasad hidup terdiri dari beberapa unsur yaitu: karbon, hidrogen,oksigen nitrogen dan disamping itu belerang dan fosfor. Kenyataan ini membawa kita padadefenisi. Jadi kimia organik ialah cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari senyawakarbon.Dengan demikian dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan materi-materi atau bahan yang sangat mendukung dalam penyelesaian paperini. Terutama tentang kimia organik dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari.

B.           Rumusan Masalah
1.              Apa  pengertian senyawa
2.              Apa itu Senyawa organik
3.              Apa itu Senyawa organik

C.          Tujuan
1.              Untuk mengetahui pengertian senyawa
2.              Senyawa organik dan contoh contohnya
3.              Senyawa organik dan contoh contohnya


BAB II
PEMBAHASAN



A.   Pengertian Senyawa

Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia. Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Misal, dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen dapat bergabung membentuk molekul air (H2O).
Hidrogen adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar, sedangkan oksigen adalah gas yang terdapat di udara yang sangat diperlukan tubuh kita untuk pembakaran. Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat hidrogen dan oksigen. Contoh lain senyawa adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur disusun oleh unsur natrium dan unsur klor. Natrium memiliki sifat logam yang ringan, sedangkan klor adalah suatu gas beracun. Dua unsur tersebut digabung membentuk garam dapur berupa mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Senyawa termasuk zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan massa tetap. Di alam ini terdapat kurang lebih 10 juta senyawa. Air (H2O) merupakan senyawa paling banyak terdapat di alam.
Contoh-Contoh Senyawa Dalam kehidupan sehari-hari
Bagaimanakah tata cara penulisan senyawa? Senyawa dituliskan dalam wujud rumus kimia. Rumus kimia adalah zat yang terdiri dari kumpulan lambang-lambang unsur dengan komposisi tertentu. Komposisi tersebut berupa bilangan yang menyatakan jumlah atom penyusunnya (angka indeks). Misal, suatu senyawa terdiri dari atom unsur natrium (Na) dan atom unsur klor (Cl).



Beberapa Contoh Senyawa, rumus kimia dan manfaatnya
No
Senyawa
Rumus
Manfaat
1.
Asam asetat
CH3COOH
Cuka makan
2.
Amoniak
NH3
Pupuk
3.
Asam askorbat
C6H8O6
VitaminC
4.
Kalsium karbonat
CaCO3
Bahan bangunan
5.
Soda kue
NaHCO3
Membuat roti
6.
Karbon dioksida
CO2
Penyegar minuman
7.
Aspirin
C9H8O4
Mengurangi rasa sakit
8.
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Obat penawar asam
9.
Asam klorida
HCl
 Pembersih lantai
10.
Natrium klorida
NaCl
 Garam dapur
11.
Natrium hidroksida
NaOH
Pengering
Senyawa Terbagi 2 yaitu: Senyawa Organik Dan Senyawa Anorganik.


B. SENYAWA ORGANIK

1. SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM KIMIA ORGANIK
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yg mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat2 dan perubahan2 dari materi serta energi yg menyertainya. Pertumbuhan dan perkembangan yg cepat dari ilmu kimia telah menyebabkan perlunya pemisahan ke dalam sejumlah bidang kimia yg lebih khusus. Dewasa ini kita mengenal antara lain kimia fisika, kimia analisis, biokimia, kimia anorganik, serta kimia organik.
Sejak zaman purba manusia telah menggunakan zat2 yg diambil atau diisolasi  dari organisme hidup baik tumbuhan maupun hewan. Untuk membuat obat orang merebus daun2, kulit kayu, atau akar tumbuhan dengan air. Air rebusan ini tanpa difahami oleh perebusnya, pada hakekatnya mengandung ” zat-zat organik ” atau zat2 yg berasal dari organisme hidup, yg berkhasiat bagi penyembuhan berbagai penyakit, atau mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh. Rebusan daun kumis kucing, dikenal untuk obat kencing batu, demikian juga kita mengenal rebusan2 obat seperti rebusan daun saga, kulit kina, atau jamu godokan. Karena zat2 di atas berasal dari makhluk hidup maka zat tersebut disebut senyawa organik. Dengan demikian ilmu kimia yang mempelajari senyawa itu disebut ilmu kimia organik. sebaliknya senyawa2 yang bukan berasal dari makhluk hidup disebut senyawa anorganik.
Dalam tubuh makhluk hidup mempunyai sifat2 dan struktur yang berbeda dengan yg berasal dari bukan makhluk hidup. Keyakinan ini mendorong munculnya doktrin “daya hidup” atau “vital force“, yg merupakan sisa2 dari mistik sebelumnya. Oleh karena semua senyawa organik yg diketahui pada awal abad ke 19 bersumber dari makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan, terdapat perasaan yg kuat bahwa zat2 organik memiliki “daya hidup” yg khusus. Pada masa itu sebagian besar kimiawan percaya bahwa senyawa2 organik yg memiliki daya hidup tersebut tidak dapat dibuat atau disintesis dilaboratorium dari zat2 anorganik. Dari uraian di atas kita dapat mengerti bahwa suatu kepercayaan yg berbau mistik semacam “vital force” itu dapat menghambat perkembangan ilmu pengetahuan akan tetapi berkat terusnya dilakukan penelitian yg intensif, kepercayaan akan vital force akhirnya musnah.
2. PENGERTIAN SENYAWA ORGANIK.
Istilah senyawa organik seperti yg dipaparkan di atas muncul dari adanya pandangan yg dianut pada masa lalu, yaitu bahwa senyawa2 kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai senyawa organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati) dikatagorikan sebagai senyawa anorganik. Dengan dasar pandangan semacam itu jelaslah bahwa yg diartikan dengan kimia organik pada masa itu adalah cabang ilmu kimia yg mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh makhluk hidup atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya berlaku sampai pertengahan abad ke 19, karena pandangan yg dilandasi oleh keyakinan adanya “daya hidup” (vital force atau vis vitalis) yg memungkinkan terbentuknya senyawa organik ternyata semakin di ragukan kebenarannya. Dalam sejarah perkembangan kimia organik tecatat suatu peristiwa penting pada tahun 1828 yg ditandai oleh keberhasilan Wohler dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg membuktikan bahwa pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg menyesatkan..
Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa organik selalu terdapat unsur karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk senyawa organik yg berasal dari makhluk hidup maupun yg merupakan hasil sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa karbon. Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa yang dimaksud hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme. Kenyataan menunjukan bahwa sampai saat ini istilah senyawa organik masih tetap dipertahankan, walaupun dengan pengertian yang berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari ilmu kimia yang mengkaji berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut kimia organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah senyawa karbon lebih tepat dari pada senyawa organik, tentunya semua senyawa karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon. Namun demikian sejumlah senyawa seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), karbon disulfida (CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam kimia anorganik.
3. Definisi Senyawa Organik
Dengan demikian yang diartikan senyawa organik adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan jumlahnya yang demikian besar.
Kimia Karbon dalam sejarahnya populer dengan nama Kimia Organik. Ilmu ini pada awalnya didefinisikan sebagai ilmu kimia yang mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup, beserta senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senya-wa tersebut sebelumnya sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu, semakin banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga me runtuhkan mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup. Penye-butan “senyawa karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan istilah “senya-wa organik”. Karena senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk hidup amatlah beragam, maka sejak awal ilmuwan yang menggeluti kimia karbon berusaha menggolongkan senya-wa tersebut secara sistematis, dan merumuskan tatacara penamaan senyawa yang juga sistematis.

Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Beberapa contoh hidrokarbon:
Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Dengan demikian, semua atom karbon dalam molekulnya mempunyai hibridisasi sp3. Senyawa ke-1 dan ke-3 di atas termasuk hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan rangkap atau ikatan ganda tiga di antara atom-atom karbonnya. Atom karbon yang memiliki sebuah ikatan rangkap dengan tetangganya, mempunyai hibridisasi sp2, sedangkan atom karbon yang memiliki sebuah ikatan ganda tiga, mempunyai hibridisasi sp. Senyawa ke-2 dari gambar di atas termasuk hidrokarbon tak jenuh.
Hidrokarbon aromatik sebetulnya juga tak jenuh, tetapi kestabilannya jauh lebih tinggi daripada hidrokarbon tak jenuh, sehingga dimasukkan dalam golongan yang berbeda, yaitu hidrokarbon aromatik. Senyawa ke-4 (benzena) di atas termasuk dalam hidrokarbon aromatik
Penggolongan Senyawa Karbon
Senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H) dikenal sebagai senyawa hidrokarbon. Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Selain itu, dikenal juga hidrokarbon aromatik. Berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon dapat digolongkan menjadi:
Senyawa karbon alifatik, yaitu yang memiliki rantai karbon terbuka: lurus ataupun bercabang.
Senyawa karbon alisiklik, yaitu yang memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar.
Senyawa karbon aromatik, yaitu senyawa karbon dengan  rantai karbon tertutup yang memiliki kestabilan lebih dibandingkan senyawa karbon alisiklik.

Kerangka Senyawa Karbon

Keragaman senyawa karbon dimungkinkan oleh kemampuan atom-atom karbon itu untuk saling berikatan membentuk rantai atom karbon. Berbagai contoh senyawa karbon dengan kerangka yang berbeda:
Dapat diperhatikan bahwa senyawa karbon alifatik, ada yang jenuh dan tak jenuh. Demikian juga dengan senyawa karbon alisiklik. Selain berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon juga biasa digolongkan berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Dalam penggolongan ini, dikenal golongan-golongan senyawa alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester, amina, dll., di samping alkana, alkena dan alkuna yang termasuk golongan hidrokarbon.
Kereaktifan senyawa karbon berbeda-berbeda bergantung pada berbagai hal, an-tara lain jenis gugus fungsinya, struktur ruangnya, dll. Ada beberapa jenis reaksi kimia kar-bon, antara lain reaksi substitusi (penggantian), adisi (penambahan), eliminasi (pengurang-an) dan redoks (reduksi-oksidasi).
4. Karakteristik Senyawa Organik.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan ada sejumlah sifat yang membedakan antara senyawa organik dan anorganik, baik yang menyangkut aspek-aspek fisika maupun kimia, sifat-sifat itulah yang disebut ciri khas senyawa organik.
a. Aspek fisika
-          rentangan suhu lebur 30-400 OC
-          rentangan titik didih 30-400 OC
-          sukar larut dalam air, mudah larut dalam pelarut organik
-          warna cerah.
b. Aspek kimia
-          mengandung beberapa macam unsur, umumnya C, H, O, dan N,S,P, halogen, dan   logam.
-          reaksinya berlangsung lambat, non ionik, dan kompleks.
-          mempunyai variasi sifat kimia yang banyak.
-          fenomena isomeri.
5. Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik
1.    Reaksi substitusi
2.    Reaksi adisi
3.    Reaksi Eliminasi
4.    Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5.    Reaksi oksidasi reduksi (redoks).
6. Klasifikasi senyawa Organik.
Mengingat jumlah senyawa organik dari yang telah diidentifikasi sedemikian besar-nya, bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa bertambah, maka untuk mempermudah da-lam mempelajarinya perlu adanya klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan kare-na kenyataan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang memperlihat-kan kesamaan dalam hal tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan senyawa-senyawa tersebut dimasukkan dalam satu kelompok / golongan.
a. Dasar klasifikasi senyawa organik
1.    Kerangka atom karbon yang terdapat dalam struktur kimia
2.    Jenis unsur-unsur penyusunnya.
3.    Gugus fungsi yang dimilikinya.
b. Tiga golongan besar senyawa organik
1.    Golongan senyawa alifatik dan alisiklik.
2.    Golongan senyawa homosiklik atau karbosiklik (alisiklik dan aromatik)
3.    Golongan senyawa heterosiklik.
7. Keterkaitan Struktur Kimia dan Sifat-sifat Senyawa Organik.
Untuk memahami keterkaitan antara struktur kimia dan sifat-sifat senyawa organik terlebih dahulu perlu diketahui bahwa dalam pembahasan berikut ini hanya dibatasi pada sifat-sifat fisika, karena untuk membahas sifat-sifat kimia senyawa organik, cara yang ditempuh adalah melalui reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa tersebut. Dan sifat fisika tersebut adalah.
a.    Momen dipol.
b.    Titik lebur
c.    Titik didih.
d.    Kelarutan
e.    Viskositas.
8. Gugus Fungsi
Yang dimaksud dengan gugus fungsi adalah atom atau kumpulan atom yang menandai suatu golongan senyawa organik, dan juga menentukan sifat-sifat golongan senyawa organik yang disebutkan dalam pengertian gugus fungsi tersebut hanya dibatasi pada sifat-sifat kimia, maka fungsinya sebagai penentu terlihat pada reaksi-reaksinya. Dengan demikian bila gugus fungsi sejumlah senyawa sama, dapat diduga bahwa reaksi-reaksinya banyak kesamaannya.
Gugus-gugus fungsi yang umum
1.    Gugus OH ( hidroksil) , gugus ini terdapat pada alkohol dan fenol
2.    Gugus C = O ( karbonil), terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3.    Gugus:  COOH (Karboksil), gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O (karbonil) dan gugus –OH (hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah diperoleh nama karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam karboksilat.
4.    Gugus  -NH2 ( amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5.    Gugus  -OR ( alkoksi ), gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6.    Gugus -NHR dan -NR1R2, kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan terdapat pada amina primer dan amina sekunder.
7.    Gugus-gugus turunan dari -COOH (karboksilat ).


C. SENYAWA ANORGANIK
Pengertian senyawa Anorganik
Senyawa Anorganik  adalah senyawa pada alam yang pada umumnya menyusun materi atau benda tak hidup. senyawa anorganik merupakan senyawa yang merupakan semua senyawa kimia yang jika dipanaskan terbentuk endapan dan pada umumnya membentuk ikatakovalen. Senyawa anorganik pada umumnya berasal dari sintesis mineral.
Tabel Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
No
Senyawa organik
Senyawa Anorganik
1
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis
Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup)
2
Senyawa organik lebih mudah terbakar
Tidak mudah terbakar
3
Strukturnya lebih rumit
Struktur sederhana
4
Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon
5
Hanya dapat larut dalam pelarut organik
Dapat larut dalam pelarut air atau organik
6
CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.

Tata Nama Senyawa Anorganik

a)      Senyawa Molekul (Senyawa Kovalen) Biner
Senyawa biner  adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur,misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4).
(1)   Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh:
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2
(2)   Nama Senyawa
Nama senyawa kovalen biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh:
  • HCl = hidrogen klorida
  • H2S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut:

1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.
Contoh:
  • CO      : karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)
  • CO2     : karbon dioksida
  • N2O     : dinitrogen oksida
  • NO      : nitrogen oksida
  • N2O3    : dinitrogen trioksida
  • N2O4     : dinitrogen tetraoksida
  • N2O5    : dinitrogen pentaoksida
  • CS2      : karbon disulfida
  • CCl4    : karbon tetraklorida
(3)   Senyawa Umum
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan diatas. Contoh:
  • H2O     : air
  • NH3     : amonia
  • CH4     : metana
b)      Tata Nama Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.
(1)   Rumus Senyawa
Kation  ditulis di depan. Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa. Rumus senyawa ion:
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral (S muatan positif = S muatan negatif)
Contoh:
• Na+ + Cl à NaCl natrium klorida
• 2 Na+ + SO42– à Na2SO4 natrium sulfat
• Fe2+ + 2Cl  à  FeCl2 besi(II) klorida
• Al3+ + PO43–  à  AlPO4 aluminium fosfat
• Mg2+ + CO32– à  MgCO3 magnesium karbonat
• 3 K+ + AsO43– à K3AsO4 kalium arsenat
Daftar Beberapa Jenis Kation :
1. Na+              Natrium
2. K+                Kalium
3. Ag+              Argentum/Perak
4. Mg2+            Magnesium
5. Ca2+             Kalsium
6. Sr2+              Stronsium
7. Ba2+             Barium
8. Zn2+             Seng
9. Ni2+              Nikel
10. Al3+           Aluminium
11. Sn2+           Timah(II)
12. Sn4+           Timah(IV)
13. Pb2+           Timbal(II)
14. Pb4+           Timbal(IV)
15. Fe2+           Besi(II)
16. Fe3+           Besi(III)
17. Hg+            Raksa(I)
18. Hg2+          Raksa(II)
19. Cu+            Tembaga(I)
20. Cu2+           Tembaga(II)
21. Au+            Emas(I)
22. Au3+          Emas(III)
23. Pt4+            Platina(IV)
24. NH4+         Amonium
Daftar Beberapa Jenis Anion:
1. OH             Hidroksida
2. F                 Fluorida
3. Cl               Klorida
4. Br               Bromida
5. I                 Iodida
6. CN             Sianida
7. O2–               Oksida
8. S2–               Sulfida
9. NO2            Nitrit
10. NO3          Nitrat
11. CH3COO Asetat
12. CO32–         Karbonat
13. SiO32–        Silikat
14. SO32–         Sulfit
15. SO42–         Sulfat
16. C2O42–       Oksalat
17. PO33–         Fosfit
18. PO43–            Fosfat
19. AsO33–       Arsenit
20. AsO43–       Arsenat
21. SbO33–       Antimonit
22. SbO43–       Antimonat
23. ClO          Hipoklorit
24. ClO2         Klorit
25. ClO3         Klorat
26. ClO4         Perklorat
27. MnO4       Permanganat
28. MnO42–      Manganat
29. CrO42–       Kromat
30. Cr2O72–      Dikromat
(2)   Nama Senyawa Ion
Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang), angka indeks tidak disebut.
Contoh:
• NaCl = natrium klorida
• CaCl2 = kalsium klorida
• Na2SO4 = natrium sulfat
• Al(NO3)3 = aluminium nitrat
Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut. Contoh:
• Cu2O = tembaga(I) oksida
• CuO = tembaga(II) oksida
• FeCl2 = besi(II) klorida
• FeCl3 = besi(III) klorida
• Fe2S3 = besi(III) sulfida
• SnO = timah(II) oksida
• SnO2 = timah(IV) oksida
c)      Tata Nama Asam
Asam adalah senyawa hidrogen yang didalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia asam umumnya terdiri dari atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
Contoh:
H3PO4
Nama asam                  : asam fosfat
Rumus sisa asam         : PO43-
Rumus molekuldan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium atau kehidupan sehari-hari:
HCl                 : asam klorida (dalam getah lambung)
H2SO4             : asam sulfat
HNO3              : asam nitrat
CH3COOH     : asam asetat (asam cuka)
d)     Tata Nama Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Larutan basa bersifat kaustik, jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Larutan basa mempunyai rasa agak pahit. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-. Nama basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh:
NaOH             : natrium hidroksida (soda kaustik)
Ca(OH)2          : kalsium hidroksida (kapur sirih)
Al(OH)3          : aluminium hidroksida
Fe(OH)2          : besi(II) hidroksida














BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN
1.      Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang.
2.      Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
3.      Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa organik.
4.      Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organic urea (suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi senyawa anorganik amonium sianat.











DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal., 2008, Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi Dan Metode Analisisnya, Jurnal Litbang Pertanian, Vol. 27. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.

Arsyad. 2001. Kamus Kimia. Gramedi Pustaka. Jakarta.
Cahyono, Dwi Ari dan Tuhu Agung R., 2003, Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben Dalam Penyisihan Cod Dari Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 4. Universitas Pembangunan Naasional. Jawa Timur.

Chang, R.p 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta.
Heryanto, Rachmat Dan Heri Hermiyanto., 2006. Potensi Batuan Sumber (Source Rock), Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1. Pusat Survey Geologi. Bandung.
Ismangil, dan Eko H. 2005., Degradasi Mineral Batuan oleh Asam-Asam Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 5.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga: Jakarta.

Yulita R, Upita S  dan Yetria R., 2012, Optimasi Proses Kalisinasi pada Sintesis Komposisi TiO2/Kitisan, Jurnal Kimia Unad, Vol. 1. Universitas Andalas. Jakarta.
Dip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERCOBAAN SOUNDNESS TEST

Percobaaan Soundness Test http://sejutailmuteknik.blogspot.co.id/2016/04/percobaan-agregat-kasar.html Diketahui bahwa agregat-agregat pada campuran beton mempunyai kelebihan dan kekurangan dengan berbagai alasan dan faktor tertentu. Penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada beton yaitu dikarnakan pada keadaan cuaca/iklim. Dimana beton terkadang terkena sinar matahari dan tekadang terkena air hujan. Untuk mengatasi atau untuk mengetahui berbagai macan kerusakan yang di akibatkan cuaca maka dilakukan beberapa mekanis percobaan. Terjadinya keausan atau pelapukan yang terjadi pada beton. A.    Maksud Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui keausan / pelapukan agregat akibat pengaruh iklim / cuaca. B.    Peralatan 1.     Beaker Glass 2.     Timbangan 3.     Natrium Sulfat / Magnesium Sulfat 4.     Oven 5.     Saringan 3/8” dan No.50 6.     Desikator C.    Prosedur Percobaan 1.     Persiapan larutan garam sulfat. 2.     Siapkan larutan jenuh garam natrium sul

MAKALAH AMDAL "EKOLOGI DALAM AMDAL"

  “EKOLOGI DALAM AMDAL” OLEH: ASRULLAH 13.023.22.201.064 PRODI SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari mata kuliah AMDAL Makalah ini membahas tentang “DAMPAK EKOLOGI DALAM AMDAL”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih Penulis 17 Januari 2015 A.     Pengertian Eko

PERCOBAAN ANALISA BENTUK AGREGAT

ANALISA BENTUK AGREGAT Pengujian ini digunakan untuk mengetahui bentuk agregat dan juga untuk mengetahui presentase julah agregat yang pipih dan yang lonjong dari suatu sampel agregat, seperti yang tercantum dalam  British Standard Institution, BSI  (1975) yang membagi agregat dalam enam kategori yaitu : bulan ( rounded ), tidak beraturan ( irregular ), bersudut ( angular ), pipih ( flaky ), lonjong ( alongated ), pipih dan lonjong ( flaky and alongated ). Collist (1985) mendefinisikan bahwa agregat berbentuk pipih jika agregat tersebut lebih tipis minimal 60% dari diameter rata-rata. Sedangkan agragat lonjong jika ukuran panjangnya lebih panjang minimal 180% diameter rata-rata. Diameter rata-rata dihitung berdasarkan ukuran saringan. Dalam pelaksanaan di lapangan, agregat yang diuji adalah agregat yang diambil dari  Agregate Crushing Plant  (ACP). Umumnya agregat yang dihasilkan dari  Agregate Crushing Plant  (ACP) memiliki bentuk bersudut. Bentuk pipih atau lonjong dapat terja