Langsung ke konten utama

PERCOBAAN SOUNDNESS TEST

Percobaaan Soundness Test
http://sejutailmuteknik.blogspot.co.id/2016/04/percobaan-agregat-kasar.html

Diketahui bahwa agregat-agregat pada campuran beton mempunyai kelebihan dan kekurangan dengan berbagai alasan dan faktor tertentu. Penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada beton yaitu dikarnakan pada keadaan cuaca/iklim. Dimana beton terkadang terkena sinar matahari dan tekadang terkena air hujan. Untuk mengatasi atau untuk mengetahui berbagai macan kerusakan yang di akibatkan cuaca maka dilakukan beberapa mekanis percobaan. Terjadinya keausan atau pelapukan yang terjadi pada beton.

A.   Maksud
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui keausan / pelapukan agregat akibat pengaruh iklim / cuaca.
B.   Peralatan
1.    Beaker Glass
2.    Timbangan
3.    Natrium Sulfat / Magnesium Sulfat
4.    Oven
5.    Saringan 3/8” dan No.50
6.    Desikator
C.   Prosedur Percobaan
1.    Persiapan larutan garam sulfat.
2.    Siapkan larutan jenuh garam natrium sulfat / garam magnesium sulfat dengan cara melarutkan kristal murni garam natrium / magnesium sulfat dalam air panas lalu saring.
-       Larutan ini harus betul – betul jenuh sehingga tidak terlihat adanya kelebihan garam yang tidak larut lagi.
-       Aduk baik – baik, kemudian simpan dalam desikator selama 48 jam sebelum dipergunakan.
-       Pada waktu larutan digunakan, hancurkan dulu hablur – hablur yang mungkin terjadi dengan mengaduk, kemudian tentukan berat jenisnya.
Jika menggunakan Natrium Sulfat, berat jenisnya antara 1,511 – 1,171.
Jika menggunakan Magnesium Sulfat, berat jenis antara 1,295 – 1,308.
3.    Ambil contoh agregat yang akan diuji, keringkan dalam oven sampai beratnya tetap, kemudian saring :
-       Untuk agregat kasar diambil 100 gram dari contoh yang tertahan pada saringan 3/8” (A).
-       Untuk agregat halus diambil 100 gram dari contoh yang tertahan pada saringan No.50 (A)
4.    Masukkan contoh yang telah disaring tersebut kedalam Beaker Glass, kemudian tuangkan larutan garam natrium / magnesium sulfat yang telah memenuhi syarat setinggi 1 cm dia atas permukaan agregat.
5.    Masukkan Beaker Glass dalam desikator dan diamkan selama 10 jam.
6.    Ambil ayakan 3/8” dan No.50, letakkan dibawahnya pan penampung.
7.    Masukkan agregat kasar kedalam saringan 3/8” dan agregat halus kedalam saringan No.50 biarkan selama 10 menit, kemudian cuci masing – masing agregat dengan air panas pada suhu 40°C.
8.    Buang airnya, kemudian masukkan kedalam oven pada suhu 110°C. Dinginkan kemudian lakukan penyaringan kembali.
9.    Tentukan berat agregat yang tertahan pada saringan tersebut (B).
10.  Hitung persentase agregat yang hilang tersebut :
 




D.   Data Hasil Pengamatan
Data hasil pengamatan terlampir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH AMDAL "EKOLOGI DALAM AMDAL"

  “EKOLOGI DALAM AMDAL” OLEH: ASRULLAH 13.023.22.201.064 PRODI SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dari mata kuliah AMDAL Makalah ini membahas tentang “DAMPAK EKOLOGI DALAM AMDAL”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita. Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu selaku dosen-dosen pembimbing kami serta temen-temen sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah menjadi benar. Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita, akhir kata kami mengucapkan terima kasih Penulis 17 Januari 2015 A.     Pengertian Eko

PERCOBAAN ANALISA BENTUK AGREGAT

ANALISA BENTUK AGREGAT Pengujian ini digunakan untuk mengetahui bentuk agregat dan juga untuk mengetahui presentase julah agregat yang pipih dan yang lonjong dari suatu sampel agregat, seperti yang tercantum dalam  British Standard Institution, BSI  (1975) yang membagi agregat dalam enam kategori yaitu : bulan ( rounded ), tidak beraturan ( irregular ), bersudut ( angular ), pipih ( flaky ), lonjong ( alongated ), pipih dan lonjong ( flaky and alongated ). Collist (1985) mendefinisikan bahwa agregat berbentuk pipih jika agregat tersebut lebih tipis minimal 60% dari diameter rata-rata. Sedangkan agragat lonjong jika ukuran panjangnya lebih panjang minimal 180% diameter rata-rata. Diameter rata-rata dihitung berdasarkan ukuran saringan. Dalam pelaksanaan di lapangan, agregat yang diuji adalah agregat yang diambil dari  Agregate Crushing Plant  (ACP). Umumnya agregat yang dihasilkan dari  Agregate Crushing Plant  (ACP) memiliki bentuk bersudut. Bentuk pipih atau lonjong dapat terja