BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah organik
seolah-olah berhubungan dengan kata organisme atau jasad hidup.Organik
merupakan zat yang berasal dari makluk hidup (hewan/tumbuhan-tumbuhan)seperti
minyak dan batu bara. Pada dasarnya kimia organik melibatkan zat-zat yang
diperolehdari jasad hidup.
Pada akhir
abad ke-17 dan awal abad ke-18, para ahli kimia melakukan ekstraksi,pemurnian
dan analisis zat-zat dari hewan dan tumbuhan. Motivasi dari para ahli ialah
karenakeingintahuan tentang jazat hidup dan disamping itu juga untuk memeroleh
bahan-bahanuntuk obat-obatan, pewarna dan maksud-maksud lain dengan melakukan
ekstraksi danpemurnian-pemurnian lain.Lama-kelamaan menjadi jelas bahwa
kebanyakan senyawa yang ada pada hewan dantumbuhan terdapat banyak segi yang
berbeda dengan benda mati, seperti mineral. Padaumumnya, senyawa dalam jasad
hidup terdiri dari beberapa unsur yaitu: karbon, hidrogen,oksigen nitrogen dan
disamping itu belerang dan fosfor. Kenyataan ini membawa kita padadefenisi.
Jadi kimia organik ialah cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari
senyawakarbon.Dengan demikian dalam penulisan makalah ini, penulis berusaha
untuk mengumpulkan materi-materi atau bahan yang sangat mendukung dalam
penyelesaian paperini. Terutama tentang kimia organik dan peranannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
senyawa
2.
Apa itu Senyawa organik
3.
Apa itu Senyawa organik
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian senyawa
2.
Senyawa organik dan contoh contohnya
3.
Senyawa organik dan contoh contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Senyawa
Senyawa adalah gabungan dari
beberapa unsur yang terbentuk melalui reaksi kimia. Senyawa memiliki sifat yang
berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya. Misal, dua atom hidrogen dengan satu
atom oksigen dapat bergabung membentuk molekul air (H2O).
Hidrogen
adalah gas yang sangat ringan dan mudah terbakar, sedangkan oksigen adalah gas
yang terdapat di udara yang sangat diperlukan tubuh kita untuk pembakaran.
Tampak jelas bahwa sifat air berbeda dengan sifat hidrogen dan oksigen. Contoh
lain senyawa adalah garam dapur (NaCl). Garam dapur disusun oleh unsur natrium
dan unsur klor. Natrium memiliki sifat logam yang ringan, sedangkan klor adalah
suatu gas beracun. Dua unsur tersebut digabung membentuk garam dapur berupa
mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Senyawa
termasuk zat tunggal yang tersusun dari beberapa unsur dengan perbandingan
massa tetap. Di alam ini terdapat kurang lebih 10 juta senyawa. Air (H2O)
merupakan senyawa paling banyak terdapat di alam.
Contoh-Contoh Senyawa Dalam kehidupan sehari-hari
Bagaimanakah
tata cara penulisan senyawa? Senyawa dituliskan dalam wujud rumus kimia. Rumus
kimia adalah zat yang terdiri dari kumpulan lambang-lambang unsur dengan
komposisi tertentu. Komposisi tersebut berupa bilangan yang menyatakan jumlah
atom penyusunnya (angka indeks). Misal, suatu senyawa terdiri dari atom unsur
natrium (Na) dan atom unsur klor (Cl).
Beberapa Contoh Senyawa, rumus kimia
dan manfaatnya
No
|
Senyawa
|
Rumus
|
Manfaat
|
1.
|
Asam asetat
|
CH3COOH
|
Cuka makan
|
2.
|
Amoniak
|
NH3
|
Pupuk
|
3.
|
Asam askorbat
|
C6H8O6
|
VitaminC
|
4.
|
Kalsium karbonat
|
CaCO3
|
Bahan bangunan
|
5.
|
Soda kue
|
NaHCO3
|
Membuat roti
|
6.
|
Karbon dioksida
|
CO2
|
Penyegar minuman
|
7.
|
Aspirin
|
C9H8O4
|
Mengurangi rasa sakit
|
8.
|
Magnesium hidroksida
|
Mg(OH)2
|
Obat penawar asam
|
9.
|
Asam klorida
|
HCl
|
Pembersih lantai
|
10.
|
Natrium klorida
|
NaCl
|
Garam dapur
|
11.
|
Natrium hidroksida
|
NaOH
|
Pengering
|
Senyawa Terbagi 2 yaitu: Senyawa
Organik Dan Senyawa Anorganik.
B. SENYAWA ORGANIK
1. SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM KIMIA ORGANIK
Ilmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yg
mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat2 dan perubahan2
dari materi serta energi yg menyertainya. Pertumbuhan dan perkembangan yg cepat
dari ilmu kimia telah menyebabkan perlunya pemisahan ke dalam sejumlah bidang
kimia yg lebih khusus. Dewasa ini kita mengenal antara lain kimia fisika, kimia
analisis, biokimia, kimia anorganik, serta kimia organik.
Sejak zaman purba manusia telah menggunakan zat2
yg diambil atau diisolasi dari organisme hidup baik tumbuhan maupun
hewan. Untuk membuat obat orang merebus daun2, kulit kayu, atau akar
tumbuhan dengan air. Air rebusan ini tanpa difahami oleh perebusnya, pada
hakekatnya mengandung ” zat-zat organik ” atau zat2 yg berasal dari
organisme hidup, yg berkhasiat bagi penyembuhan berbagai penyakit, atau
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh. Rebusan daun kumis kucing,
dikenal untuk obat kencing batu, demikian juga kita mengenal rebusan2
obat seperti rebusan daun saga, kulit kina, atau jamu godokan. Karena zat2
di atas berasal dari makhluk hidup maka zat tersebut disebut senyawa organik.
Dengan demikian ilmu kimia yang mempelajari senyawa itu disebut ilmu kimia
organik. sebaliknya senyawa2 yang bukan berasal dari makhluk hidup
disebut senyawa anorganik.
Dalam tubuh makhluk hidup mempunyai sifat2
dan struktur yang berbeda dengan yg berasal dari bukan makhluk hidup. Keyakinan
ini mendorong munculnya doktrin “daya hidup” atau “vital force“,
yg merupakan sisa2 dari mistik sebelumnya. Oleh karena semua senyawa
organik yg diketahui pada awal abad ke 19 bersumber dari makhluk hidup, baik
hewan maupun tumbuhan, terdapat perasaan yg kuat bahwa zat2 organik
memiliki “daya hidup” yg khusus. Pada masa itu sebagian besar kimiawan percaya
bahwa senyawa2 organik yg memiliki daya hidup tersebut tidak dapat
dibuat atau disintesis dilaboratorium dari zat2 anorganik. Dari
uraian di atas kita dapat mengerti bahwa suatu kepercayaan yg berbau mistik
semacam “vital force” itu dapat menghambat perkembangan ilmu
pengetahuan akan tetapi berkat terusnya dilakukan penelitian yg intensif,
kepercayaan akan vital force akhirnya musnah.
2. PENGERTIAN SENYAWA ORGANIK.
Istilah senyawa organik seperti yg dipaparkan di
atas muncul dari adanya pandangan yg dianut pada masa lalu, yaitu bahwa senyawa2
kimia dapat dibedakan menjadi dua golongan besar. Yaitu senyawa berasal dari
makhluk hidup (organisme) maka senyawa tersebut dikatagorikan sebagai senyawa
organik. Sedangkan yang diperoleh dari mineral (benda mati) dikatagorikan
sebagai senyawa anorganik. Dengan dasar pandangan semacam itu jelaslah bahwa yg
diartikan dengan kimia organik pada masa itu adalah cabang ilmu kimia yg
mengkaji senyawa2 yg dihasilkan oleh makhluk hidup atau organisme.
Pengertian senyawa organik seperti di atas hanya
berlaku sampai pertengahan abad ke 19, karena pandangan yg dilandasi oleh
keyakinan adanya “daya hidup” (vital force atau vis
vitalis) yg memungkinkan terbentuknya senyawa organik ternyata
semakin di ragukan kebenarannya. Dalam sejarah perkembangan kimia organik
tecatat suatu peristiwa penting pada tahun 1828 yg ditandai oleh keberhasilan
Wohler dalam mensintesis urea (senyawa organik) dari amonium sianat (senyawa
anorganik). Pada tahun berikutnya semakin banyak temuan yg membuktikan bahwa
pandangan ” daya hidup ” memang pandangan yg menyesatkan..
Fakta penting menunjukan bahwa di dalam senyawa
organik selalu terdapat unsur karbon (C). Berdasarkan kenyataan ini, baik untuk
senyawa organik yg berasal dari makhluk hidup maupun yg merupakan hasil
sintesis di laboratorium, lebih tepat bila disebut senyawa karbon.
Dengan menggunakan nama senyawa karbon tidak terdapat kesan bahwa yang dimaksud
hanyalah senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme. Kenyataan menunjukan
bahwa sampai saat ini istilah senyawa organik masih tetap dipertahankan,
walaupun dengan pengertian yang berbeda dengan pengertian semula. Cabang dari
ilmu kimia yang mengkaji berbagai asfek dalam senyawa organik lazim disebut
kimia organik.
Dengan dasar pemikiran bahwa penggunaan istilah
senyawa karbon lebih tepat dari pada senyawa organik, tentunya semua senyawa
karbon menjadi sasaran kajian kimia karbon. Namun demikian sejumlah senyawa
seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), karbon
disulfida (CS2), garam-garam karbonat, sianida biasa dibahas dalam
kimia anorganik.
3. Definisi Senyawa Organik
Dengan demikian yang diartikan senyawa organik
adalah senyawa-senyawa yang dibentuk oleh unsur karbon yang memiliki sifat-sifat
fisika dan sifat-sifat kimia yang khas. Bahwa senyawa organik harus dipisah
pembahasannya dari senyawa unsur lain semata-mata karena alasan jumlahnya yang
demikian besar.
Kimia Karbon dalam sejarahnya populer dengan nama
Kimia Organik. Ilmu ini pada awalnya didefinisikan sebagai ilmu kimia yang
mempelajari senyawa kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup, beserta
senyawa-senyawa turunannya. Karena itulah, senyawa-senya-wa tersebut sebelumnya
sering disebut sebagai senyawa organik. Dengan berjalannya waktu, semakin
banyak senyawa organik yang dapat disintesis oleh manusia, sehingga me
runtuhkan mitos bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh mahluk hidup.
Penye-butan “senyawa karbon” dihadirkan oleh para ilmuwan untuk menggantikan
istilah “senya-wa organik”. Karena senyawa yang dapat dihasilkan oleh mahluk
hidup amatlah beragam, maka sejak awal ilmuwan yang menggeluti kimia karbon
berusaha menggolongkan senya-wa tersebut secara sistematis, dan merumuskan
tatacara penamaan senyawa yang juga sistematis.
Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya
mengandung unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Beberapa contoh hidrokarbon:
Hidrokarbon jenuh hanya mengandung ikatan kovalen
tunggal. Dengan demikian, semua atom karbon dalam molekulnya mempunyai hibridisasi
sp3. Senyawa ke-1 dan ke-3 di atas termasuk hidrokarbon jenuh.
Hidrokarbon tak jenuh mengandung ikatan rangkap atau ikatan ganda tiga di
antara atom-atom karbonnya. Atom karbon yang memiliki sebuah ikatan rangkap
dengan tetangganya, mempunyai hibridisasi sp2, sedangkan atom karbon
yang memiliki sebuah ikatan ganda tiga, mempunyai hibridisasi sp. Senyawa
ke-2 dari gambar di atas termasuk hidrokarbon tak jenuh.
Hidrokarbon aromatik sebetulnya juga tak jenuh,
tetapi kestabilannya jauh lebih tinggi daripada hidrokarbon tak jenuh, sehingga
dimasukkan dalam golongan yang berbeda, yaitu hidrokarbon aromatik. Senyawa
ke-4 (benzena) di atas termasuk dalam hidrokarbon aromatik
Penggolongan Senyawa Karbon
Senyawa karbon yang hanya mengandung unsur karbon
(C) dan hidrogen (H) dikenal sebagai senyawa hidrokarbon. Berdasarkan jenis
ikatan antar atom karbonnya, senyawa hidrokarbon dapat digolongkan menjadi
hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Selain itu, dikenal juga hidrokarbon aromatik.
Berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon dapat digolongkan menjadi:
Senyawa
karbon alifatik, yaitu yang memiliki rantai karbon terbuka:
lurus ataupun bercabang.
Senyawa karbon alisiklik, yaitu yang
memiliki rantai karbon tertutup atau melingkar.
Senyawa
karbon aromatik, yaitu senyawa karbon dengan rantai
karbon tertutup yang memiliki kestabilan lebih dibandingkan senyawa karbon
alisiklik.
Kerangka Senyawa Karbon
Keragaman senyawa karbon dimungkinkan oleh
kemampuan atom-atom karbon itu untuk saling berikatan membentuk rantai atom
karbon. Berbagai contoh senyawa karbon dengan kerangka yang berbeda:
Dapat diperhatikan bahwa senyawa karbon alifatik,
ada yang jenuh dan tak jenuh. Demikian juga dengan senyawa karbon alisiklik.
Selain berdasarkan kerangka karbonnya, senyawa karbon juga biasa digolongkan
berdasarkan gugus fungsi yang dimilikinya. Dalam penggolongan ini, dikenal
golongan-golongan senyawa alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat,
ester, amina, dll., di samping alkana, alkena dan alkuna yang termasuk golongan
hidrokarbon.
Kereaktifan senyawa karbon berbeda-berbeda
bergantung pada berbagai hal, an-tara lain jenis gugus fungsinya, struktur
ruangnya, dll. Ada beberapa jenis reaksi kimia kar-bon, antara lain reaksi
substitusi (penggantian), adisi (penambahan), eliminasi (pengurang-an) dan
redoks (reduksi-oksidasi).
4. Karakteristik Senyawa Organik.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh kesimpulan
ada sejumlah sifat yang membedakan antara senyawa organik dan anorganik, baik
yang menyangkut aspek-aspek fisika maupun kimia, sifat-sifat itulah yang disebut
ciri khas senyawa organik.
a. Aspek fisika
-
rentangan suhu lebur 30-400 OC
-
rentangan titik didih 30-400 OC
-
sukar larut dalam air, mudah larut dalam pelarut organik
-
warna cerah.
b. Aspek
kimia
-
mengandung beberapa macam unsur, umumnya C, H, O, dan N,S,P, halogen, dan
logam.
-
reaksinya berlangsung lambat, non ionik, dan kompleks.
-
mempunyai variasi sifat kimia yang banyak.
-
fenomena isomeri.
5. Tipe-tipe Reaksi Senyawa Organik
1. Reaksi substitusi
2. Reaksi adisi
3. Reaksi Eliminasi
4. Reaksi penataan ulang ( rearrangement)
5. Reaksi oksidasi reduksi
(redoks).
6. Klasifikasi senyawa Organik.
Mengingat jumlah senyawa organik dari yang telah
diidentifikasi sedemikian besar-nya, bahkan dari waktu ke wakrtu senantiasa
bertambah, maka untuk mempermudah da-lam mempelajarinya perlu adanya
klasifikasi. Langkah klasifikasi ini dimungkinkan kare-na kenyataan menunjukkan
bahwa terdapat sejumlah senyawa organik yang memperlihat-kan kesamaan dalam hal
tertentu. Kesamaan itulah yang memungkinkan senyawa-senyawa tersebut dimasukkan
dalam satu kelompok / golongan.
a. Dasar klasifikasi senyawa organik
1. Kerangka atom karbon yang
terdapat dalam struktur kimia
2. Jenis unsur-unsur penyusunnya.
3. Gugus fungsi yang dimilikinya.
b. Tiga golongan besar senyawa organik
1. Golongan senyawa alifatik dan
alisiklik.
2. Golongan senyawa homosiklik
atau karbosiklik (alisiklik dan aromatik)
3. Golongan senyawa heterosiklik.
7. Keterkaitan Struktur Kimia dan
Sifat-sifat Senyawa Organik.
Untuk memahami keterkaitan antara struktur kimia
dan sifat-sifat senyawa organik terlebih dahulu perlu diketahui bahwa dalam
pembahasan berikut ini hanya dibatasi pada sifat-sifat fisika, karena untuk
membahas sifat-sifat kimia senyawa organik, cara yang ditempuh adalah melalui
reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada senyawa tersebut. Dan sifat fisika
tersebut adalah.
a. Momen dipol.
b. Titik lebur
c. Titik didih.
d. Kelarutan
e. Viskositas.
8. Gugus Fungsi
Yang dimaksud dengan gugus fungsi adalah atom atau
kumpulan atom yang menandai suatu golongan senyawa organik, dan juga menentukan
sifat-sifat golongan senyawa organik yang disebutkan dalam pengertian gugus
fungsi tersebut hanya dibatasi pada sifat-sifat kimia, maka fungsinya sebagai
penentu terlihat pada reaksi-reaksinya. Dengan demikian bila gugus fungsi
sejumlah senyawa sama, dapat diduga bahwa reaksi-reaksinya banyak kesamaannya.
Gugus-gugus fungsi yang umum
1. Gugus OH ( hidroksil) , gugus
ini terdapat pada alkohol dan fenol
2. Gugus C = O ( karbonil),
terdapat pada golongan aldehida dan keton.
3. Gugus: COOH (Karboksil),
gugus merupakan kombinasi antara gugus –C=O (karbonil) dan gugus –OH
(hidroksil). Dari kombinasi nama kedua gugus itu pulahlah diperoleh nama
karboksil. Gugus karboksil adalah gugus fungsi pada golongan asam karboksilat.
4. Gugus -NH2 (
amino ), terdapat pada senyawa amina primer dan asam amino.
5. Gugus -OR ( alkoksi ),
gugus alkoksi terdapat pada golongan eter.
6. Gugus -NHR dan -NR1R2,
kedua gugus ini merupakan turunan dari gugus -NH2, dan terdapat
pada amina primer dan amina sekunder.
7. Gugus-gugus turunan
dari -COOH (karboksilat ).
C. SENYAWA ANORGANIK
Pengertian
senyawa Anorganik
Senyawa
Anorganik adalah senyawa pada alam yang pada umumnya menyusun materi atau
benda tak hidup. senyawa anorganik merupakan senyawa yang merupakan semua
senyawa kimia yang jika dipanaskan terbentuk endapan dan pada umumnya membentuk
ikatakovalen. Senyawa anorganik pada umumnya berasal dari sintesis mineral.
Tabel
Senyawa Organik dan Senyawa Anorganik
No
|
Senyawa organik
|
Senyawa Anorganik
|
1
|
Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari
hasil sintesis
|
Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan
makhluk hidup)
|
2
|
Senyawa organik lebih mudah terbakar
|
Tidak mudah terbakar
|
3
|
Strukturnya lebih rumit
|
Struktur sederhana
|
4
|
Semua senyawa organik mengandung unsur karbon
|
Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur
karbon
|
5
|
Hanya dapat larut dalam pelarut organik
|
Dapat larut dalam pelarut air atau organik
|
6
|
CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
|
NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.
|
Tata Nama Senyawa Anorganik
a) Senyawa Molekul
(Senyawa Kovalen) Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terdiri dari dua jenis unsur,misalnya air (H2O), amonia (NH3),
dan metana (CH4).
(1) Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan
berikut ditulis di depan.
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh:
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2
(2) Nama Senyawa
Nama senyawa kovalen biner dari dua jenis nonlogam
adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang
kedua.
Contoh:
Contoh:
- HCl = hidrogen klorida
- H2S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih
dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan
angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut:
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk
karbon monoksida.
Contoh:
Contoh:
- CO : karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)
- CO2 : karbon dioksida
- N2O : dinitrogen oksida
- NO : nitrogen oksida
- N2O3 : dinitrogen trioksida
- N2O4 : dinitrogen tetraoksida
- N2O5 : dinitrogen pentaoksida
- CS2 : karbon disulfida
- CCl4 : karbon tetraklorida
(3) Senyawa Umum
Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu
mengikuti aturan diatas. Contoh:
- H2O : air
- NH3 : amonia
- CH4 : metana
b) Tata Nama Senyawa
Ion
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu
anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa
anion nonlogam atau suatu anion poliatom.
(1) Rumus Senyawa
Kation ditulis di depan. Contohnya, rumus
kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa. Rumus senyawa ion:
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan
muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa
sehingga senyawa bersifat netral (S muatan positif = S muatan negatif)
Contoh:
• Na+ + Cl– à NaCl natrium
klorida
• 2 Na+ + SO42– à
Na2SO4 natrium sulfat
• Fe2+ + 2Cl–
à FeCl2 besi(II) klorida
• Al3+ + PO43–
à AlPO4 aluminium fosfat
• Mg2+ + CO32– à
MgCO3 magnesium karbonat
• 3 K+ + AsO43– à
K3AsO4 kalium arsenat
Daftar Beberapa Jenis Kation :
1. Na+
Natrium
2. K+
Kalium
3. Ag+
Argentum/Perak
4. Mg2+
Magnesium
5. Ca2+
Kalsium
6. Sr2+
Stronsium
7. Ba2+
Barium
8. Zn2+
Seng
9. Ni2+
Nikel
10. Al3+
Aluminium
11. Sn2+
Timah(II)
12. Sn4+
Timah(IV)
13. Pb2+
Timbal(II)
14. Pb4+
Timbal(IV)
15. Fe2+
Besi(II)
16. Fe3+
Besi(III)
17. Hg+
Raksa(I)
18. Hg2+
Raksa(II)
19. Cu+
Tembaga(I)
20. Cu2+
Tembaga(II)
21. Au+
Emas(I)
22. Au3+
Emas(III)
23. Pt4+
Platina(IV)
24. NH4+
Amonium
Daftar Beberapa Jenis Anion:
1. OH–
Hidroksida
2. F–
Fluorida
3. Cl–
Klorida
4. Br–
Bromida
5. I–
Iodida
6. CN–
Sianida
7. O2–
Oksida
8. S2–
Sulfida
9. NO2–
Nitrit
10. NO3–
Nitrat
11. CH3COO– Asetat
12. CO32–
Karbonat
13. SiO32–
Silikat
14. SO32–
Sulfit
15. SO42–
Sulfat
16. C2O42–
Oksalat
17. PO33–
Fosfit
18. PO43–
Fosfat
19. AsO33–
Arsenit
20. AsO43–
Arsenat
21. SbO33–
Antimonit
22. SbO43–
Antimonat
23. ClO–
Hipoklorit
24. ClO2–
Klorit
25. ClO3–
Klorat
26. ClO4–
Perklorat
27. MnO4–
Permanganat
28. MnO42–
Manganat
29. CrO42–
Kromat
30. Cr2O72–
Dikromat
(2) Nama Senyawa Ion
Nama senyawa ion adalah rangkaian nama
kation (di depan) dan nama anion (di belakang), angka indeks tidak disebut.
Contoh:
• NaCl = natrium klorida
• CaCl2 = kalsium klorida
• Na2SO4 = natrium sulfat
• Al(NO3)3 = aluminium nitrat
Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis
bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan
oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama
unsur logam tersebut. Contoh:
• Cu2O = tembaga(I) oksida
• CuO = tembaga(II) oksida
• FeCl2 = besi(II) klorida
• FeCl3 = besi(III) klorida
• Fe2S3 = besi(III) sulfida
• SnO = timah(II) oksida
• SnO2 = timah(IV) oksida
c) Tata Nama Asam
Asam adalah senyawa hidrogen yang didalam air
mempunyai rasa masam. Rumus kimia asam umumnya terdiri dari atom hidrogen
(umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai ion H+) dan suatu
anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah
senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang
bersangkutan tanpa kata asam.
Contoh:
H3PO4
Nama
asam
: asam fosfat
Rumus sisa asam
: PO43-
Rumus molekuldan nama dari beberapa asam yang lazim
ditemukan dalam laboratorium atau kehidupan sehari-hari:
HCl
: asam
klorida (dalam getah lambung)
H2SO4
: asam
sulfat
HNO3
: asam
nitrat
CH3COOH : asam
asetat (asam cuka)
d) Tata Nama Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan
ion OH-. Larutan basa bersifat kaustik, jika terkena kulit terasa
licin seperti bersabun. Larutan basa mempunyai rasa agak pahit. Pada umumnya
basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-.
Nama basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
Contoh:
NaOH
: natrium hidroksida (soda kaustik)
Ca(OH)2
: kalsium hidroksida (kapur sirih)
Al(OH)3
: aluminium hidroksida
Fe(OH)2
: besi(II) hidroksida
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Kimia organik adalah studi
ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa
organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat
mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang.
2. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,
kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
3.
Pembeda antara kimia organik
dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam
karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa
organik.
4. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organic urea
(suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi
senyawa anorganik amonium sianat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal., 2008, Beberapa Unsur
Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi Dan Metode Analisisnya, Jurnal
Litbang Pertanian, Vol. 27. Balai Besar Penelitian Veteriner. Bogor.
Arsyad. 2001. Kamus Kimia. Gramedi Pustaka. Jakarta.
Cahyono, Dwi Ari dan Tuhu Agung R.,
2003, Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai Adsorben Dalam Penyisihan Cod Dari
Limbah Cair Domestik Rumah Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan, Vol. 4. Universitas Pembangunan Naasional. Jawa Timur.
Chang, R.p 2004. Kimia
Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid I.
Erlangga:
Jakarta.
Fessenden, R. J., dan Fessenden, J. S., 1997.
Dasar-Dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta.
Heryanto, Rachmat Dan Heri
Hermiyanto., 2006. Potensi Batuan Sumber
(Source Rock), Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1. Pusat Survey Geologi. Bandung.
Ismangil, dan Eko H.
2005., Degradasi Mineral Batuan oleh Asam-Asam
Organik. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 5.
Siswoyo, Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Erlangga:
Jakarta.
Yulita R, Upita S dan
Yetria R., 2012, Optimasi Proses
Kalisinasi pada Sintesis Komposisi TiO2/Kitisan, Jurnal Kimia Unad, Vol. 1.
Universitas Andalas. Jakarta.
Dip
Komentar
Posting Komentar